
Sayap militer Hamas, Brigade Al Qassam, kembali meluncurkan serangan roketke Israel, Selasa (13/8/2024). Ini terjadi saat Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu mengeklaim pihaknya sudah hampir memusnahkan kelompok milisi Gaza Palestina itu.
Dalam laporan Xinhua, Al Qassam menyebut telah meluncurkan roket tipe M90 ke wilayah Ibu Kota Israel, Tel Aviv dari Gaza Utara. Kelompok itu belum mengumumkan adanya kerusakan atau korban jiwa yang ditimbulkan dari serangan itu.
“Kami meluncurkan dua roket M-90 ke kota Tel Aviv, Israel, sebagai respons atas pelanggaran Israel terhadap warga sipil di Gaza,” kata Al Qassam dalam sebuah pernyataan.
Ini merupakan peluncuran roket pertama Hamas dalam beberapa bulan terakhir. Media Israel menyebutkan ledakan terdengar di Tel Aviv namun tidak ada laporan korban jiwa.
Militer Israel (IDF) mengatakan bahwa rudal Al Qassam mendarat di laut. IDF juga tidak mengaktifkan alarm apa pun karena sudah jelas sejak awal bahwa seluruh lintasannya hanya terbang di atas perairan.
“Pada saat yang sama, peluru lain terdeteksi ditembakkan, tetapi tidak melanggar kedaulatan Israel,” tambah juru bicara IDF, Avichai Adraee.
Peluncuran roket ini terjadi saat PM Netanyahu mengeklaim Israel sudah hampir selesai dalam serangan militernya di Gaza selama 10 bulan terakhir. Ia menyebut pihaknya telah berhasil melemahkan dan menghancurkan sel-sel Hamas, yang sejauh ini menunjukan perlawanan atas serangan Israel di wilayah itu.
Namun fakta dan analisis forensik menyatakan hal yang bertolak belakang dengan klaim Netanyahu. Sebuah laporan CNN International menyebut bahwa Israel belum memenangkan perangnya 100% karena masih adanya sel-sel Hamas yang terus memberikan perlawanan.
“Israel akan mengatakan bahwa mereka telah membersihkan suatu tempat, tetapi mereka belum sepenuhnya membersihkan area tersebut, mereka belum mengalahkan para pejuang tersebut sama sekali. (Hamas) siap bertempur dan ingin bertempur,” kata Brian Carter, manajer portofolio Timur Tengah untuk Critical Threats Project (CTP) pekan lalu.
Analisis membeberkan bukti dari serangan di kamp pengungsi Jabalya Mei lalu. Meski Israel sebelumnya telah mengklaim kemenangan di wilayah itu, Tel Aviv kembali menyerbu wilayah itu. Ini memberikan indikasi bahwa sel Hamas belum 100% kalah di wilayah itu.
“Jika batalyon Hamas sebagian besar hancur, pasukan Israel tidak akan tetap bertempur,” kata pensiunan Kolonel Angkatan Darat AS, Peter Mansoor.
“Fakta bahwa mereka masih di Gaza, masih berusaha mengusir unsur-unsur batalion Hamas menunjukkan kepada saya bahwa Perdana Menteri Netanyahu salah. Kemampuan Hamas untuk menyusun kembali pasukan tempurnya tidak berkurang.”