Hamas siap melakukan gencatan senjata melawan Israel di Jalur Gaza. Hal tersebut diungkap pejabat senior Hamas pada Jumat (15/11/2024) waktu setempat.�
Menurut dia, pihaknya mendesak Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk ‘menekan’ Israel agar berhenti menggempur wilayah Palestina.
Sinyal gencatan senjata dari Hamas terjadi sepekan setelah Qatar, yang menampung sebagian besar biro politik kelompok Palestina, mengumumkan pihaknya menangguhkan perannya sebagai mediator dalam perang. Qatar meminta semua pihak untuk menunjukkan keseriusan dalam melakukan gencatan senjata.
“Hamas siap mencapai gencatan senjata di Jalur Gaza jika proposal gencatan senjata diajukan dan dengan syarat gencatan senjata itu dihormati oleh Israel,” kata anggota biro politik Hamas yang berbasis di Doha, Bassem Naim, kepada AFP, dikutip dari Channel News Asia, Jumat (15/11/2024).
“Kami menyerukan kepada pemerintah AS dan Trump untuk menekan pemerintah Israel agar mengakhiri agresi tersebut,” ia menambahkan.
Naim mengatakan Hamas telah memberi tahu para mediator bahwa mereka mendukung setiap proposal yang diajukan yang akan mengarah pada gencatan senjata definitif.
Hamas meminta penarikan militer dari Jalur Gaza, pengembalian para pengungsi ke ‘rumah’ mereka, kesepakatan serius untuk pertukaran tahanan, serta memastikan masuknya bantuan kemanusiaan dan bantuan rekonstruksi.
Tuntutan tersebut sama dengan yang diajukan Hamas dalam perundingan gencatan senjata berturut-turut sejak awal perang.
Sebelumnya, Qatar mengumumkan pihaknya menangguhkan perannya sebagai mediator dalam pembicaraan tidak langsung menuju kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera dalam perang Gaza yang telah berlangsung selama lebih dari setahun.
“Qatar akan melanjutkan upaya-upaya sebagai mediator ketika pihak-pihak yang bersangkutan menunjukkan kemauan dan keseriusan mereka,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Doha Majed Al Ansari dalam sebuah pernyataan.
Pengumuman Hamas pada Jumat (14/11) waktu setempat datang ketika Israel terus menyerang Gaza. Penduduk di pusat kota Deir el-Balah terpaksa harus kehilangan rumah mereka yang hancur akibat serangan tanpa ampun Israel.
“Saya terbangun karena pemboman tersebut pada pukul 02.30 pagi dan terkejut dengan puing-puing dan kaca yang menimpa saya dan anak-anak saya,” kata Mohamed Baraka, salah satu warga.
Serangan tersebut menyebabkan tiga orang tewas dan 15 orang luka-luka.
“Akhiri perang ini… karena ada orang tak bersalah yang kehilangan anak-anak tak berdaya yang tidak ada kaitannya dengan hal ini,” ia menambahkan.