Horor di Industri Multfinance Terlihat Sejak 2015, Ini Buktinya

Pengunjung memadati ruang pamer kendaraan pada pameran otomotif Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022 di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD, Serpong, Tangerang, Banten, Kamis (11/8/2022). GIIAS 2022 yang berlangsung 11 - 21 Agustus 2022 diikuti 25 merek kendaraan penumpang dan komersil anggota GAIKINDO serta menghadirkan produk mobil dan sepeda motor terbaru. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Industri multifinance saat ini tengah menghadapi tantangan. Pasalnya penjualan mobil lesu, daya beli kelas menengah turun, pertumbuhan pembiayaan melambat, dan tingkat risiko naik.�

Namun rupanya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah lama memberikan peringatan kepada multifinance untuk tidak terlalu menggantungkan diri kepada pembiayaan otomotif. 

Pengamat industri pembiayaan dan otomotif Jodjana Jody mengatakan, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah memberi arahan bagi multifinance untuk mendiversifikasi portofolio pada 2015. Pasalnya, saat itu, hampir semua pemain hanya fokus ke otomotif dan roda dua.

“Makanya dikeluarkanlah peraturan yg membuat industri multifinance bisa memberikan empat jenis pembiayaan, seperti pembiayaan modal kerja, multi guna, investasi dan pembiayaan khusus dengan persetujuan OJK,” ungkap Jody kepada CNBC Indonesia, dikutip Minggu (10/11/2024)

Ternyata, langkah tersebut dinilai tepat, pasalnya, pasar otomotif telah bergerak stagnan dalam 10 tahun terakhir. Bahkan, penjualan mobil saat ini terapantau anjlok dalam.

Penjualan mobil wholesales dan ritel di Indonesia anjlok masing-masing 16,2% secara tahunan (yoy) dan 11,9% yoy per September 2024. Hal ini pun membuat para pelaku industri multifinance banting setir ke pembiayaan di luar otomotif.

“Kondisi saat ini belum membahayakan karena pembiayaan mobil baru yang agak turun, sedangkan mobil bekas pasarnya masih sangat besar. Namun, kebijakan OJK yang sudah baik, mestinya memberikan arahan kepada industri multi finance agar lebih mendiversifikasikan portfolio bookingnya,” kata dia.

Sebelumnya, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Pembiayaan Indonesia (APPI) Suwandi Wiratno tak menampik pembiaayan untuk segmen mobil dan motor sempat mendominasi hingga 60% porsi penyaluran kredit secara keseluruhan industi. Namun kini, porsinya tergerus sekitar 50%.

“Karena perusahaan pembiayaan pelaku usaha sudah menemukan potensi untuk bergeser ke pembiayaan refinancing. Ini diperbolehkan pembiayaan dana sampai dengan Rp500 juta, dengan jaminan macam-macam, boleh itu Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB), boleh itu tanah bangunan, boleh itu invoice alat berat, mesin-mesin, dll,” kata Suwandi kepada CNBC Indonesia.

Ia pun menyampaikan bahwa pembiayaan refinancing tersebut mayoritas digunakan untuk kebutuhan produktif, seperti modal kerja untuk UMKM.

“Pembiayaan dana itu untuk modal kerja produktif. Dan itu terlihat pembiayaan kepada UMKM yang diwajibkan harusnya 10% di tahun ini sekarang sudah lebih dari 10%,” paparnya.

Strategi diversifikasi produk pembiayaan yang dilakukan ini terbukti mempan mendorong laju pertumbuhan kinerja industri. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), piutang pembiayaan Perusahaan Pembiayaan (PP) tumbuh sebesar 9,39% yoy pada September 2024, menjadi Rp501,78 triliun, didukung pembiayaan investasi yang meningkat sebesar 9,76% yoy.

Adapun piutang pembiayaan pokok kendaraan bermotor sendiri per September 2024 mengalami peningkatan sebesar 9,93% yoy menjadi Rp408,72 triliun. Hal ini menunjukkan penyaluran pembiayaan masih tetap tumbuh positif di tengah penurunan penjualan kendaraan bermotor.

Sebelumnya, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) resmi menurunkan target penjualan mobil domestik menjadi hanya 850 ribu unit di tahun 2024 ini. Sebelumnya, Gaikindo memiliki target besar yakni penjualan 1,1 juta unit, artinya ada penurunan target 23% atau sebesar 250 ribu unit.

Sepanjang Januari-September 2024 penjualan dari pabrikan ke diler (wholesales) baru terjual 633.218 unit, turun 122.560 unit atau 16,2% dibanding periode yang sama tahun lalu yakni terjual 755.778 unit. Penjualan diler ke konsumen (retail sales) juga mengalami penurunan, yakni terjual 657.223 unit, jeblos 11,9% atau 89.023 unit dibanding periode yang sama tahun lalu dengan penjualan 746.246 unit. Angka penjualan tersebut jadi modal untuk mewujudkan penjualan sesuai target terbaru Gaikindo.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*