IHSG Ambruk Saat Aksi Darurat Indonesia, Ini Kata Analis

Pegawai berjalan dibawah layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (6/8/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Pegawai berjalan dibawah layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (6/8/2024). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Indeks Harga Saham Gabungan terpantau terkoreksi kala adanya polemik terkait Undang Undang Pemilikan Kepala Daerah (UU Pilkada). Polemik UU Pilkada sendiri membuat massa turun ke jalan untuk berdemo di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat.

Pada perdagangan Kamis (22/8/2024) pukul 11.30 IHSG tercatat di Rp7.520,56, turun 0,42% dibandingkan posisi sebelumnya. Pada perdagangan hari sebelumnya, IHSG mencatatkan rekor harga tertinggi sepanjang masa setelah ditutup di 7.554,59.

Meskipun terjadi penurunan saat adanya polemik UU Pilkada, menurut para analis yang dihubungi oleh CNBC Indonesia menuturkan ada faktor lain yang menyeret IHSG ke zona merah pada perdagangan hingga siang hari ini.

Andyka Pradana dari Jasa Utama Capital Sekuritas menuturkan koreksi yang terjadi adalah wajar setelah IHSG mencapai all time high (ATH). Akan tetapi, Andyka tetap mewaspadai penurunan lebih dalam jika gonjang-ganjing dalam negeri tidak segera selesai karena akan menimbulkan ketidakpastian.

“Jika dilihat memang penurunan yang terjadi hari ini bersifat koreksi karena kenaikan yang terjadi beberapa hari yang lalu dan sempat menyentuh ATH. Penurunan ini bisa menjadi dalam karena sentimen yang datang kemarin tentang pengesahan UU Pilkada oleh Baleg DPR,” ungkap Andyka kepada CNBC Indonesia, Kamis (22/8/2024).

Andyka juga mengungkapkan support IHSG berada di 7.350-7.400. Namun jika polemik politik nasional tetap terjadi, bukan tidak mungkin support tersebut akan ditembus dengan mudah oleh IHSG.

“Semoga tidak terjadi ya dan penurunan bersifat temporer mengingat inflow asing ke pasar kita terus deras dan investor menunggu keputusan BI di September atau Oktober nanti tentang kebijakan suku bunganya,” tambah Andyka.

Sementara itu Arwendy Rinaldi Moechtar Head of Equity Trading Mitra Andalan Sekuritas (Mitra Pemasaran Mandiri Sekuritas) mengatakan penurunan IHSG karena adanya koreksi wajar.

“Koreksi wajar menurut saya, karena menurut saya kenaikannya juga tanpa fundamental makro yg kuat,” kata Arwendy. 

demo slot pg soft

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*