
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia. Selama 10 tahun terakhir, kata dia, Indonesia melintasi tantangan demi tantangan, menghadapi berbagai perubahan, hingga sampai pada titik lontar menuju kemajuan di masa depan.
Dia pun membeberkan sederet prestasi ekonomi yang dicapai Indonesia selama 10 tahun pemerintahannya bersama Wakil Presiden Ma’ruf Amin. Hal itu disampaikannya saat Pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2024 dan Sidang Bersama DPR RI dan DPD RI Tahun 2024 yang digelar hari ini, Jumat (16/8/2024).
Ada 5 prestasi ekonomi yang dibanggakan Jokowi telah tercapai selama pemerintahannya.
Capaian prestasi itu adalah pertumbuhan ekonomi RI yang terjaga di atas 5%, inflasi terkendali di kisaran 2-3%, angka kemiskinan ekstrem turun menjadi 0,8% di tahun 2024, tingkat pengangguran ditekan menjadi 4,8% di tahun 2024, serta daya saing dari sebelumnya peringkat 44 menjadi peringkat 27 di tahun 2024.
Ini adalah kali terakhir Jokowi saat menjabat sebagai Presiden RI menyampaikan Pidato Kenegaraan di Sidang Tahunan MPR.
Peradaban Baru Indonesiasentris
Dimulai dengan pembangunan yang Indonesiasentris selama 10 tahun terakhir, fondasi dan peradaban baru Indonesia. Membangun dari pinggiran, membangun dari desa dan membangun dari daerah terluar.
“Sampai saat ini kita telah membangun 366 ribu kilometer (km) jalan desa, lalu 1,9 juta meter jembatan desa, 2.700 kilometer jalan tol baru, 6.000 kilometer jalan nasional, 50 pelabuhan dan bandara baru, serta 43 bendungan, dan 1,1 juta hektare (ha) jaringan irigasi baru,” katanya.
“Dengan pembangunan itu, kita berhasil menurunkan biaya logistik dari sebelumnya 24% menjadi 14% di tahun 2023. Kita bisa meningkatkan daya saing dari sebelumnya peringkat 44 menjadi peringkat 27 di tahun 2024,” papar Jokowi.
Juga, lanjut dia, Indonesia mampu memperkuat persatuan karena akses yang lebih merata dan berkeadilan..
Pertumbuhan Ekonomi Terjaga di Atas 5%
Selain itu, lanjut Jokowi, ketangguhan Indonesia sebagai sebuah bangsa terbukti dari daya tahan dalam menghadapi pandemi Covid-19, perubahan iklim, serta geopolitik dunia yang semakin memanas.
“Patut kita syukuri, Alhamdulillah, Indonesia merupakan satu dari sedikit negara yang mampu pulih lebih cepat, bahkan terus bertumbuh. Pertumbuhan ekonomi kita terjaga di atas 5%, walau banyak negara tidak tumbuh, bahkan melambat. Wilayah Indonesia Timur seperti Papua dan Maluku justru mampu tumbuh di atas 6% dan Maluku Utara mampu tumbuh di atas 20%,” kata Jokowi.
Tak hanya itu.
Sederet prestasi juga tercapai, kata Jokowi, yaitu:
– inflasi juga terkendali di kisaran 2-3% saat banyak negara mengalami kenaikan yang luar biasa, bahkan ada yang mencapai lebih dari 200%
– angka kemiskinan ekstrem mampu diturunkan dari sebelumnya 6,1% menjadi 0,8% di tahun 2024
– angka stunting mampu dikurangi dari sebelumnya 37,2% menjadi 21,5% di tahun 2023.
– tingkat pengangguran ditekan dari sebelumnya 5,7% menjadi 4,8% di tahun 2024.
Hilirisasi dan 200.000 Lapangan Kerja Baru
Jokowi mengatakan, pemerintah telah mengambil langkah besar untuk meningkatkan produktivitas dan nilai tambah. Dengan tidak lagi hanya mengandalkan ekspor bahan mentah. Tapi mengolahnya dulu di dalam negeri.
“Walau banyak negara lain menggugat, menentang, bahkan berusaha menggagalkan, tapi kita sebagai bangsa yang berdaulat, sebagai bangsa yang besar, kita tidak goyah,” kata Jokowi.
“Bahkan, kita terus maju melangkah. Langkah tersebut dimulai dari nikel, bauksit, dan tembaga. Yang akan dilanjutkan dengan timah, serta sektor potensial lainnya, seperti perkebunan, pertanian, dan kelautan,” tegas Jokowi.
Dengan sikap tidak goyah itu, kata dia Indonesia kini sukses memiliki smelter dan industri pengolahan untuk nikel, bauksit, dan tembaga. Yang membuka lebih dari 200 ribu lapangan kerja dan meningkatkan pendapatan negara Rp158 triliun selama 8 tahun terakhir.
“Kita ingin kekayaan yang ada di negeri ini, anugerah Allah SWT untuk negeri ini. Dapat dikelola sebesar-besarnya untuk kepentingan rakyat, dapat dimanfaatkan semaksimalnya untuk kesejahteraan rakyat,” ujar Jokowi.
“Kita juga telah mengambil kembali aset kita yang selama puluhan tahun dikelola oleh pihak asing, yang selama puluhan tahun diambil manfaat besarnya oleh pihak asing. Seperti Freeport, Blok Rokan, dan Newmont. Alhamdulillah, semua itu bisa kita ambil alih kembali,” paparnya.
Pembangunan Semua Lapisan Masyarakat
Di sisi lain, Jokowi juga menjabarkan sejumlah program yang dijalankan selama pemerintahannya. Termasuk upaya perlindungan bagi masyarakat ekonomi bawah, serta mengutamakan konsumsi produk dalam negeri.
“Upaya perlindungan bagi masyarakat ekonomi bawah juga telah memberi manfaat luas bagi masyarakat. Rp361 triliun anggaran Kartu Indonesia Sehat selama 10 tahun ini telah digunakan untuk membiayai layanan kesehatan lebih dari 92 juta peserta JKN per tahun, mulai dari usia dini sampai lansia yang tersebar di seluruh Indonesia,” sebutnya.
Selain itu, sebanyak Rp113 triliun anggaran Kartu Indonesia Pintar selama 10 tahun telah digunakan untuk pendidikan lebih dari 20 juta siswa per tahun, mulai SD sampai SMA/ SMK di seluruh Indonesia. Lalu, Rp225 triliun anggaran Program Keluarga Harapan selama 10 tahun telah dimanfaatkan untuk meningkatkan ekonomi sekitar 10 juta keluarga kurang mampu per tahun.
Sebanyak Rp60,3 triliun anggaran Pra Kerja selama 5 tahun telah dimanfaatkan untuk menambah keahlian 18,8 juta pekerja yang tersebar di seluruh Indonesia.
“Ini adalah pembangunan yang kita cita-citakan bersama. Pembangunan yang menyentuh semua lapisan masyarakat. Pembangunan yang memberi dampak bagi masyarakat luas. Pembangunan yang membuka peluang untuk tumbuh bersama,” sebut Jokowi.
Di saat bersamaan, lanjutnya, cakupan elektrifikasi terus diperluas hingga mencapai 99% di tahun 2024. Demikian juga dengan cakupan internet yang terus ditingkatkan hingga mencapai 79% di tahun 2024.
“Cakupan ini akan menjadi ekosistem yang baik untuk mendorong digitalisasi UMKM dan pengembangan start up Indonesia sehingga akan melahirkan semakin banyak entrepreneur muda berkualitas di negeri ini,” kata Jokowi.
“Dukungan produk dalam negeri juga kita berikan perhatian khusus dengan memprioritaskan belanja APBN, APBD, dan BUMN untuk produk-produk dalam negeri. Dukungan tersebut karena kita ingin apa yang berasal dari rakyat dapat kembali ke rakyat, dan bermanfaat maksimal untuk rakyat,” pungkas Jokowi.