
Sejumlah pejabat White House atau Gedung Putih Amerika Serikat (AS) dilaporkan mengalami kelelahan mental. Hal ini terjadi setelah kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE) Elon Musk melakukan langkah-langkah pemotongan anggaran di sejumlah lembaga.
Mengutip Reuters, para pejabat itu merasa tertekan dengan gaya kerja Elon Musk dan timnya yang kurang berkoordinasi dengan mereka. Empat orang sumber menyebut Kepala staf Trump, Susie Wiles, dan timnya merasa tidak dilibatkan karena DOGE berupaya memecat ribuan pegawai sambil mengakses data sensitif dan mengganggu operasi.
“Dalam percakapan baru-baru ini, Wiles dan stafnya menyampaikan pesan kepada Musk ‘kita perlu menyampaikan semua ini. Kita perlu dilibatkan’,” kata seorang sumber kepada Reuters, Sabtu (15/2/2025).
Sumber tersebut menambahkan bahwa Trump sendiri terus berbicara positif tentang Musk kepada para donatur dan orang di sekitarnya.
Terkait laporan ini, Musk tidak menanggapi permintaan komentar. Gedung Putih juga menolak berkomentar. Seorang pejabat yang mengetahui masalah tersebut membantah pernyataan sumber tentang ketegangan tersebut, dengan mengatakan bahwa “kendala operasional” awal telah diatasi.
“Musk mengirimkan laporan kepada Wiles di penghujung hari dan mereka berbicara melalui telepon hampir setiap hari,” ujar pejabat tersebut.
Elon Musk sendiri terus mendapatkan bola panas setelah memotong sejumlah anggaran dan pegawai lembaga federal. Secara khusus, Musk menunjuk langkah ini dilakukan karena defisit anggaran negara, yang mencapai US$ 1,8 triliun (Rp 29.475 triliun) pada tahun fiskal lalu, dan menargetkan pembayaran bunga tinggi atas utang publik.
Musk sendiri belum merilis lembaga apa saja yang memerlukan pemotongan pegawai. Sejauh ini, ia hanya mengunggah sedikit hasil aktual dari pekerjaannya dengan hanya memberikan angka US$ 1 triliun (Rp 16.367 triliun) untuk potensi pemotongan di sejumlah lembaga tertentu.
Meski begitu, Musk mengatakan bahwa pemotongan ini dilakukan karena warga Amerika memilih “reformasi pemerintah yang besar,” sebuah isu yang sering kali dibicarakan oleh Trump dalam forum kampanye umum. Ia juga menjawab kritikusnya yang menudingnya berpotensi sewenang-wenang dalam mengambil keputusan.
Sementara itu, berbagai tuntutan hukum berupaya menghentikan apa yang oleh para penentang Musk digambarkan sebagai perebutan kekuasaan yang ilegal dari upaya pemotongan ini. Sejumlah kantor hukum pun telah melayangkan gugatan ke meja hijau.
Namun, Musk pun tidak bergeming. Ia kemudian membuat unggahan di platform media sosialnya X yang mengkritik keras firma-firma yang telah mengajukan gugatan atas nama pegawai federal.
“Firma hukum mana yang mendorong kasus-kasus anti demokrasi ini untuk menghalangi keinginan rakyat?,” tulis Musk dalam unggahan di akun X nya.
Senada membela Musk, Presiden Trump mengatakan bahwa hal ini dilakukannya dan dan DOGE untuk menyelamatkan keuangan negara dari potensi korupsi yang besar. Menurutnya, langkah menyeret Musk ke pengadilan atas dugaan perebutan kekuasaan hanyalah menghambat niatannya dalam memberantas korupsi.
“Kami ingin memberantas korupsi. Dan tampaknya sulit dipercaya bahwa seorang hakim dapat berkata, kami tidak ingin Anda melakukan itu,” katanya. “Jadi mungkin kita harus melihat para hakim, karena itu sangat serius. Saya pikir itu pelanggaran yang sangat serius.”
“Saya selalu mematuhi pengadilan, dan kemudian saya harus mengajukan banding. Lalu apa yang dilakukannya adalah memperlambat momentum, dan itu memberi orang-orang yang korup lebih banyak waktu untuk menutupi pembukuan.”