Pelan-pelan, Harga Emas Bangkit Setelah Terkubur

Emas

Harga emas bangkit setelah sempat ambruk.  Sentimen pasar masih didorong oleh kekhawatiran perang dagang yang meningkatkan permintaan terhadap aset safe haven, menjelang rilis data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).

Hingga hari ini Jumat (7/2/2025) pukul 18.44 WIB, harga emas spot naik 0,32% ke US$2.865,69 per troy ons. Kenaikan ini menjadi kabar gembira setelah harga emas melemah  0,3% pada perdagangan Kamis. Harga ini membuat harga emas mematahkan penguatan selama lima hari beruntun dari Kamis dan Jumat pekan lalu serta Senin, Selasa, dan Rabu pekan ini.

“Pasar emas masih dalam tren naik dan akan terus menembus level baru karena saat ini kita memasuki wilayah yang belum terpetakan,” ujar Brian Lan, Managing Director di dealer GoldSilver Central berbasis di Singapura.

Dilansir dari Reuters, faktor utama yang menopang reli emas adalah meningkatnya ketidakpastian kebijakan AS, termasuk dampak tarif perdagangan terhadap ekonomi. Awal pekan ini, China secara resmi mengajukan sengketa ke Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) terkait tarif AS.

Sementara itu, Goldman Sachs memperkirakan potensi kenaikan harga emas di atas target US$3.000 per troy ons, didorong oleh ketidakpastian kebijakan bank sentral AS dan meningkatnya permintaan lindung nilai dari investor.

Pelaku pasar kini menanti laporan ketenagakerjaan AS untuk melihat indikasi terkait siklus suku bunga The Federal Reserve (The Fed). Presiden The Fed Chicago, Austan Goolsbee, menyatakan bahwa ekonomi AS yang tetap kuat dengan inflasi yang melandai memungkinkan The Fed untuk terus memangkas suku bunga. Namun, ketidakpastian dampak tarif dan kebijakan lainnya bisa membuat bank sentral mengambil langkah lebih hati-hati.

Sebagai aset lindung nilai, emas cenderung menguat saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan geopolitik. Namun, kenaikan suku bunga dapat mengurangi daya tarik emas karena aset ini tidak memberikan imbal hasil.

“Kami memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 100 basis poin dalam siklus ini. Hal ini akan menekan imbal hasil obligasi AS dan mengurangi biaya kepemilikan emas,” tulis ANZ dalam catatannya.

Di sisi permintaan, harga emas yang mencapai rekor tertinggi membuat daya beli di pasar fisik melemah. Permintaan emas di India dilaporkan sangat minim pekan ini, sementara di China-konsumen emas terbesar dunia-minat beli masih lesu setelah libur Tahun Baru Imlek.

Selain emas, harga perak naik 0,2% ke US$32,26 per troy ons, sementara platinum stagnan di US$985,80 per troy ons. Di sisi lain, palladium melemah tipis 0,1% ke US$977,33 per troy ons. Sepanjang pekan ini, perak dan platinum masih mencatat kenaikan, sedangkan palladium berada di jalur pelemahan mingguan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*