Pengelolaan Anggaran RI Terbaik di Dunia, Kemenkeu Beri Bukti Ini!

Infografis, Setoran Negara 2023 Ditarget Rp2.463 T
Foto: Infografis/ Setoran Negara 2023 Ditarget Rp2.463 T/ Edward Ricardo

Kementerian Keuangan mengklaim Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki disiplin fiskal terbaik di dunia. Kemenkeu menyebut Indonesia akan terus menjaga level utang di batas yang aman.

“Indonesia adalah sedikit dari negara di dunia yang memiliki disiplin fiskal yang sangat baik,” kata Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kemenkeu Suminto, dikutip Selasa, (20/8/2024).

Suminto mengatakan setelah krisis 1998, Indonesia memiliki Undang-Undang Keuangan Negara dan UU Perbendaharaan Negara yang memberikan batas defisit pada APBN tidak boleh lebih dari 3% dan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) tidak boleh melampaui 60%.

“Dan kita adalah negara yang sangat disiplin untuk melaksanakan amanat itu, dan kita betul-betul jaga disiplin fiskal kita,” kata dia.

Suminto mengatakan batas defisit itu hanya pernah sekali ‘dilanggar’, yakni ketika pandemi Covid-19 pada 2020, 2021 dan 2022. Meskipun batas defisit sempat dinaikkan, dia mengatakan Indonesia sudah melakukan konsolidasi fiskal yang lebih cepat. Pada 2022, kata dia, defisit APBN bahkan sudah di bawah 3% pada 2022.

“Itu untuk memberikan assurance bagaimana pemerintah dari Pak SBY ke Pak Jokowi semuanya menjaga disiplin fiskal,” kata dia.

Suminto mengatakan dengan disiplin fiskal yang baik itu, RI berhasil menjaga utang pada level yang relatif rendah dan moderat dibandingkan negara lain. Dia mengatakan saat ini rasio utang terhadap PDB Indonesia berada pada kisaran 38-39%. Dia mengatakan level tertinggi utang memang sempat mencapai 40,7%, tapi itu sudah jauh lebih rendah ketimbang masa-masa sebelumnya.

Dia membandingkan pada saat krisis 1998 rasio utang terhadap PDB sempat mencapai 80%. Utang yang demikian besar saat itu, kata dia, dipakai untuk menanggulangi dampak krisis pada perekonomian.

“Tapi ini tentu satu trayektori penurunan debt to GDP ratio yang luar biasa kalau kita ikuti historical sejak krisis 97-98. Karena pasca krisis debt to GDP ratio kita waktu itu sangat tinggi, bahkan di atas 80 persen. Karena kita harus melakukan penanganan krisis pada waktu itu,” katanya.

kas138

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*